Senin, 23 Desember 2013

Wong Jowo

Sing mesti aku wong Jowo.. Penggalan lagu yang dipopulerkan oleh grup parodi tanah air ini segitu membekas dalam benak saya. Sekali-kali pengen juga nulis blog dalam Bahasa Jawa (mohon maaf bagi yg kurang faham Bahasa Jawa..hehe), sekedar agar tidak hilang identitas asli sebagai suku Jawa yg identik dengan gaya bicara medok :). Dewasa ini budaya asli telah banyak ditinggalkan oleh generasi muda. Tak sedikit yang ragu atau malu bila berbicara dengan bahasa asal masing-masing hanya karena dianggapnya kurang keren atau sekedar agar tidak dianggap "ndeso" (udik). Haha..miris sekali. Sementara bangsa lain banyak yang belajar budaya kita. Memang tidak tepat utk berbicara menggunakan bahasa daerah setiap saat, dikarenakan budaya Indonesia yg multi-culture. Namun setidaknya utk berbicara dengan yg satu suku tidak perlu menggunakan Bahasa Persatuan (Bahasa Indonesia) bukan? Alangkah lebih baiknya memperkaya budaya dengan bercakap-cakap menggunakan bahasa daerah masing-masing (menurut saya). Hati saya sangat sakit (lebay) manakala teman yg berasal dari satu suku bercakap-cakap ringan dengan menggunakan Bahasa Persatuan, rasanya ada yg mengganjal, terlebih disertai dengan aksen kagok ala Jakarte...biar dianggap keren gtu apa yak.. gak mudeng. Menurut hemat saya, lebih baik dianggap "medok ato katrok" tapi "keren" daripada "gaya keren" tapi "sebenernya katrok"...hahaha (no offense). Kecuali memang sejak kecil hidup bukan di lingkungan daerah asalnya..yahhh...ga bisa nolong lah....bisa dimaklum..hehe. Pernah suatu saat satu pesawat dengan mbak2 necis ala bintang pilem Hongkong, dengan rambut dicat warna-warni, sepatu hak tinggi, baju minim nerawang disana-sini, dengan bicara kagok jakarte....tiwas ngowoh2 kirain artis ibukota..nah...buntut2nya yg diomongin majikannya, asal dari pucuk gunung...ealaaahhh.............lali adate...ckckckk. Mbok yao sg biasa wae..hehe..(usil banget yak, terserah dia donk mo tampil kayak apa..haha). Bukan maksud usil, tapi saya miris.....kenapa malu menggunakan bahasa daerah, kenapa kurang bangga dengan asal muasalnya. Lha wong kutho nek ga enek wong ndeso yo ora bakal urip. Kudune mbok sing bangga ngono lho dadi wong ndeso..... Salam... ^_^

0 komentar:

Posting Komentar