Senin, 11 Juni 2012

Menengok ke masa lalu

Malam ini...sebenarnya lumayan malam utk memulai sebuah ritual makan malam...
namun gemericik suara perut tak bisa lagi menahannya...
mulailah memakan ransum apa saja yg ada..sambil memasak nasi..
sedianya malam ini saya akan membuat nasi goreng dengan ayam goreng suwir.
Pukul 21.00 WIB...matang sudah hasil karya...mulailah makan sembari bertemankan laptop, internet dan siaran acara komedi TV..
Sebenarnya bukan saya yg menonton TV, tp TV yg menonton saya...hehehee
Cring.....sebuah sms masuk.... dari seorang sepupu yang mencari informasi tentang mantan kekasihnya yang notabene adalah teman saya. Meskipun sy bersikeras mengingatkannya untuk melupakan, namun sang sepupu tetap keukeuh bertanya. "Yacchh.......dia kan sudah hampir menikah...tak usah ditanyakan lagi...sudahlah"...kata saya. Sigh..................seakan masa lalu kembali ke hadapan saya.... memang bicara lebih mudah dibanding bertindak. Ketika saya berada di posisi serupa, ironisnya saya pun melakukan hal yang sama. Tetap saling berkontak dan berkabar yang ternyata hanya meninggalkan luka mendalam.
Namun tak mengapa.....setidaknya saya tahu rasanya, dan kini bisa menjadi pengingat utk yang lain. Saya bersyukur pernah sakit, bersyukur pernah terluka, sehingga saya akan berpikir seribu kali untuk menyakiti atau melukai hati orang lain...karena saya tahu persis bagaimana rasanya.
Hanya sekedar saran........setelah membaca catatan saya............berhentilah menyakiti diri sendiri, bila anda sedang berada di posisi saya di saat itu.
Kini saya bisa tersenyum....saya bebas berteman...............dan mungkin untuk memulai sebuah hubungan yang baru di akhir dua deka usia ini, saya bisa berkata siap...dengan arah yg pasti tentunya. Saya bukan remaja lagi, dan pasti banyak pertimbangan yang bertoleransi.

-Segores Luka yang Mengering-
Jakarta, 11 juni 2012
*Phie

Jumat, 08 Juni 2012

Sekedar Fiksi

Hujan deras mengguyur kota ini, menambah dingin dan sepi.
Sekilas pikiran mengembara kemana-mana.
Teringat akan sebuah mimpi, mimpi yg tertinggal di sana, mimpi yang telah kulepas untuk menjadi nyata.
Bodoh kah aku? terlalu naif untuk dijelaskan dengan kata-kata, karena takkan usai berlembar kertas mengisahkan keberadaannya.
Entah sudah berapa lama aku tak melibatkan rasa, mungkin terlalu sakit untuk membangkitkan rasa.
Beralihku kini pada apa yang disebut dengan logika.
Bukannya aku tak pernah lagi berusaha, namun untuk sekian kalinya terhempas.
Aku lelah...
Aku merasa telah menyerah pada realita, yang mengombang-ambingkan sepotong angan dan salah mengartikan rasa.
Hei, apa kabarnya mereka yang berharap adanya diriku?
Baiklah.....kini aku bertahan untuk mereka.
Berusaha mewujudkan harapan mereka, dengan segenap asa tersisa..


-Sekedar coretan fiksi-

Jakarta, 8 Juni 2012 (diantara gemercik suara hujan)....*Phie